INFOEKSPRES.COM – Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengusut kasus ancaman pembunuhan yang dilontarkan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin di media sosial kepada warga Muhammadiyah.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan saat ini Polri telah membuka penyelidikan terkait dengan kasus tersebut.
“Saat ini tim dari Direktorat Siber Bareskrim sedang melaksanakan lidik terkait hal tersebut,” ujar Sandi saat dihubungi, Selasa 25 April 2023.
Baca konten menarik lainnya, di sini: Sebanyak 808.000 Kendaraan Pemudik Disebut Kemenhub Belum Kembali ke Jabodetabek
Baca Juga:
Belum Selesai, Bareskrim Polri akan Lanjutkan Pemeriksaan Terhadap Artis Wulan Guritno Pekan Ini
Siti Zuhro Ungkap Alasan Partai Demokrat Lebih Masuk Akal Bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju
Kendati demikian, Sandi menyebut pihaknya belum menjadwalkan terkait dengan pemanggilan pihak yang terlibat dalam kasus itu. Menurut dia, saat ini perkara baru masuk tahap awal pengumpulan alat bukti.
“Masih lidik dan pengumpulan alat bukti,” kata Shandi.
Sebelumnya, AP Hasanuddin memberikan komentar di media sosial terkait dengan perbedaan penentuan 1 Syawal 1444 H untuk perayaan Hari Raya Idul Fitri di unggahan Facebook peneliti BRIN, Prof Thomas Djamaluddin.
“Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas,” tulis Thomas.
Unggahan tersebut kemudian mendapat beragam komentar, salah satunya dari AP Hasanuddin yang menanggapi salah satu komentar di unggahan Thomas.
Baca Juga:
Perkuat Komunikasi Kebijakan Pemerintah, APPRI Dukung Terbentuknya Kantor Komunikasi Kepresidenan
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu.”
“Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” tulis AP Hasanuddin.***