INFOEKPRES.COM– Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi memastikan semua Warga Negara Indonesia (WNI) di India dalam kondisi sehat dan tidak terdampak gelombang panas (Heatwave).
Hal itu berdasarkan monitoring yang dilakukan KBRI New Delhi terhadap warganya di India.
Demikian disampaikan Wakil Dubes RI untuk India, Masni Eriza, dalam perbincangan, Rabu 26 Aprilo 2023 malam.
Baca konten menarik lainnya, di sini: Usai PPP Usung Ganjar Pranowo Sebagai Capres 2024, Begini Peluang Kebersamaannya di KIB
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi PT Aneka Tambang, Terungkap Alasan Siman Bahar Mangkir Lagi dari Panggilan KPK
Ikut Hadiri Pembongkaran Pagar Laut di Tangerang, Said Didu: Saya Menduga ini Perampokan Aset Negara
“Sejauh yang kami monitor semuanya aman, semuanya sehat,” ujarnya.
Menurut Masni, sebagian besar WNI di India berkegiatan di dalam ruangan sehingga tidak terdampak gelombang panas ekstrem.
“Sebagian besar WNI kita di India adalah mahasiswa, sementara yang bekerja tidak berkegiatan outdoor sehingga tidak terdampak,” katanya menjelaskan.
Bahkan, setiap saat KBRI New Delhi selalu menanyakan kondisi WNI di India melalui Grup WhatsApp.
Baca Juga:
Kemenlu RI Tanggapi Kabar Mengenai Pemindahan Sebagian dari 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia
Soal Munculnya Nama Mantan Presiden Jokowi dalam Daftar Tokoh Korup di Dunia, OCCRP Beri Respons
Bantah akan Maafkan Koruptor yang Rugikan Negara, Prabowo Subianto Ajak Lagi Koruptor Bertobat
Ia memastikan dalam Grup WhatsApp itu, WNI secara aktif menyampaikan kondisi kesehatannya setiap saat kepada KBRI.
“So far itu yang kita monitor. Untuk gelombang panas tanggal 12 sampai 18 April kemarin tidak ada yang terdampak, Alhamdulillah,” ucapnya.
Pihak KBRI sendiri, kata Masni, tidak mengeluarkan imbauan khusus kepada WNI terkait gelombang panas ini. Karena hal itu sudah dilakukan pihak kampus dan kantor tempat WNI kuliah dan bekerja. “Mereka hanya diminta lebih hati-hati kemudian mengurangi kegiatan outdoor, di samping menyiapkan minuman untuk mencegah dehidrasi,” ujarnya.
Di sisi lain, sebanyak 13 warga India meninggal dunia akibat gelombang panas ekstrem ini.
Baca Juga:
Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo Sapa Warga saat Tinjau Jaringan Komunikasi di Stasiun Senen
Sementara puluhan lainnya dirawat di rumah sakit di berbagai wilayah di India. “Mereka yang dirawat bergejala ringan sebenarnya, karena memang banyak masyarakat kurang siap,” katanya.
Selain itu, warga India yang terdampak gelombang panas ini rata-rata mengalami dehidrasi. Terutama untuk warga yang berusia lanjut. “Saya kira warga di sini, mereka agak terkaget,” katanya.
Masni menyebut puncak gelombang panas ekstrem di India terjadi pada tanggal 18 April 2023 lalu. Saat itu, cuaca mencapai 46 derajat celcius. “Suhu merata di seluruh negara bagian dan merata kenaikan suhunya,” ujarnya menjelaskan.
Terkait hal itu, Masni memastikan pihak pemerintah India sudah memiliki rencana darurat terkait gelombang panas ekstrem ini, antara lain dengan menyiapkan obat-obatan dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan di semua rumah sakit.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Meski tentu saja pelaksanaannya dilakukan pemerintah di negara-negara bagian.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa saat ini kondisi cuaca telah kembali normal. Di pagi hari suhu mencapai sekitar 26-28 derajat Celsius, kemudian siang-hari 34-35 derajat Celscius.
“Cuaca itu relatif sedikit di atas normal, dan diperkirakan akan berlangsung hingga akhir April nanti,” ucapnya.
Meski demikian, Masni mengingatkan WNI untuk mewaspadai kenaikan temperatur udara di India.
Berdasarkan prakiraan Departemen Meteorologi India (IMD), kenaikan suhu udara diprakirakan akan terjadi kembali pada bulan Juni dan Juli mendatang.
“Itu perlu dilakukan antisipasi. Karena tempartur nanti akan stabil di atas 40 derajat Celcius sepanjang bulan Juni dan Juli,” ujarnya mengakhiri perbincangan.***